Kamis, 29 April 2010

MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SMA

A. MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SMA

Materi soal-soal olimpiade matematika SMA bersumber pada buku-buku pelajaran, buku-buku penunjang dan bahan lain yang relevan. Penekanan soal adalah pada aspek penalaran, pemecahan masalah dan komunikasi dalam matematika. Karakteristik soal adalah nonrutin dengan dasar teori yang diperlukan cukup dari teori yang diperoleh di SMP dan SMA saja. Akan tetapi untuk bisa menjawab soal, siswa memerlukan kematangan matematika dengan taraf lanjut berupa wawasan, kecermatan, kejelian, kecerdikan, cara berpikir dan pengalaman dengan matematika. Silabus materi olimpiade matematika SMA/MA mengacu kepada silabus International Mathematics Olympiad (IMO) dan dapat digolongkan ke dalam empat hal, yaitu:
1. Bilangan
2. Aljabar
3. Geometri
4. Kombinatorika

B. PESERTA

Peserta olimpiade matematika SMA/MA adalah siswa SMA/MA negeri ataupun swasta yang duduk di kelas X atau XI dan memiliki nilai rapor matematika minimal 7,5. Selain itu olimpiade matematika SMA/MA juga dapat diikuti oleh siswa kelas IX SMP/MTs. Selama ini banyak contoh siswa kelas IX SMP yang ikut olimpiade matematika SMA yang dapat berprestasi bahkan sampai meraih medali di Olimpiade Sains Nasional dan diundang mengikuti Pembinaan Nasional Tahap I untuk seleksi Tim Olimpiade Matematika Indonesia




C. POLA SELEKSI

Pola seleksi Olimpiade Sains Nasional Tingkat SMA/MA bidang studi matematika dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi dan diakhiri dengan Olimpiade Sains Nasional. Prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Seleksi tingkat sekolah
Menjadi kewenangan sekolah, dilaksanakan oleh masing-masing sekolah untuk memilih wakil sekolah tersebut yang akan diikutkan ke seleksi tingkat kabupaten/kota.
2. Seleksi tingkat kabupaten/kota
Seleksi tingkat kabupaten/kota dilakukan melalui tes tertulis sebanyak 10 soal pilihan ganda dan 10 soal isian singkat. Materi soal masih berupa masalah-masalah (problem solving) yang sederhana. Beberapa daerah yang dirasakan sudah mampu diperbolehkan untuk membuat soal sendiri walaupun dari panitia pusat juga tetap menyediakan soal standar. Seleksi tingkat kabupaten/kota ini diadakan pada bulan Juni.
3. Seleksi tingkat provinsi
Seleksi tingkat provinsi dilakukan melalui tes tertulis sebanyak 20 soal isian singkat dan 5 soal uraian. Materi soal berupa masalah-masalah (problem solving) tingkat menengah. Soal seleksi tingkat provinsi dibuat oleh panitia pusat dan dibuat sama untuk seluruh Indonesia. Hal ini disebabkan untuk menjaring calon peserta OSN menggunakan sistem passing grade, yaitu juara I untuk setiap provinsi (berapapun nilainya) akan langsung diundang mengikuti OSN. Sedangkan peringkat II dan seterusnya untuk masing-masing provinsi, nilainya akan diranking secara nasional dan akan diambil sekitar 50 siswa terbaik dari hasil ranking nasional tersebut. Total peserta OSN untuk masing-masing bidang studi adalah sekitar 90 siswa. Dengan cara ini setiap provinsi pasti akan ada wakilnya (aspek pemerataan), akan tetapi juga akan ada beberapa provinsi yang punya banyak wakil karena memang nilainya lebih tinggi dari provinsi yang lain (aspek penjaringan potensi). Di beberapa daerah, sistem passing grade ini bahkan sudah dilakukan sejak seleksi tingkat kabupaten/kota. Seleksi tingkat provinsi diadakan pada bulan Juli.
4. Olimpiade Sains Nasional SMA/MA bidang studi matematika
Olimpiade Sains Nasional SMA/MA bidang studi matematika diadakan setiap bulan September. Tes dilaksanakan dalam dua hari dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
a. Hari I, setiap peserta menyelesaikan 4 soal uraian dalam waktu 180 menit
b. Hari II, setiap peserta menyelesaikan 4 soal uraian dalam waktu 180 menit
Materi soal untuk OSN berupa problem solving tingkat lanjut. Nilai maksimal untuk setiap soal adalah 7 (disesuaikan dengan sistem penilaian di International Mathematics Olympiad).
5. Pembinaan Nasional Tahap I Tim Olimpiade Matematika Indonesia
Siswa peraih medali emas, perak dan perunggu OSN ditambah dengan veteran peserta Pembinaan Nasional Tahap II tahun sebelumnya dan 3 siswa terbaik peraih medali emas OSN Matematika SMP diundang untuk mengikuti Pembinaan Nasional Tahap I Tim Olimpiade Matematika Indonesia untuk seleksi pemilihan tim Indonesia ke International Mathematics Olympiad (IMO). Khusus untuk siswa peraih medali perunggu dari kelas III/XII SMA tidak akan diundang untuk mengikuti pembinaan tersebut. Pembinaan Tahap I ini bertujuan untuk:
a. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan calon peserta IMO tentang matematika, terutama materi yang berkaitan dengan IMO
b. Melatih calon peserta IMO dalam kegiatan pemecahan masalah
c. Melatih calon peserta IMO dalam menuangkan ide dan gagasan terutama dalam bentuk bahasa tulis
d. Menyeleksi calon peserta yang akan dibina pada Pembinaan Tahap II
Materi yang dilatihkan pada kegiatan ini meliputi:
a. Heuristic (Problem Solving Strategy)
b. Aljabar
c. Teori Bilangan
d. Geometri
e. Kombinatorika
6. Pembinaan Nasional Tahap II Tim Olimpiade Matematika Indonesia
Sekitar 17 siswa dengan ranking terbaik hasil Pembinaan Tahap I berhak mengikuti Pembinaan Tahap II. Peserta Pembinaan Tahap II ini juga akan mengikuti Asian Pacific Mathematics Olympiad (APMO). Hasil beberapa tes di Pembinaan Tahap II ditambah dengan hasil APMO akan menjadi dasar penentuan 6 siswa wakil Indonesia ke International Mathematics Olympiad (IMO).

Baca Selengkapnya Silahkan Download File Dibawah Ini :
1. File Bentuk PDF
2. File Bentuk DOC

Rabu, 28 April 2010

SEKILAS TENTANG OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) SMA

SEKILAS TENTANG OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) SMA

A. LATAR BELAKANG

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hingga saat ini telah mengantarkan umat manusia ke era kompetisi global di berbagai bidang kehidupan. Situasi demikian menuntut kita agar segera berbenah diri dan sekaligus menyusun langkah nyata guna menyongsong masa depan. Langkah utama yang harus dipikirkan dan direalisasikan adalah bagaimana kita menyiapkan sumber daya manusia yang berkarakter kuat, kokoh, tahan uji serta memiliki kemampuan yang handal di bidangnya.
Upaya tersebut harus ditempuh dengan merealisasikan pendidikan yang berorientasi pada bagaimana peserta didik mampu berkreasi memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, paradigma pendidikan yang mengedepankan peningkatan daya nalar, kreativitas serta berpikir kritis harus diaplikasikan dalam setiap langkah pengembangan ke depan.

Salah satu arah kebijakan program pembangunan pendidikan nasional dalam bidang pendidikan adalah mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai usaha proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal.
Misi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mutu sumber daya manusia suatu bangsa tergantung pada mutu pendidikan. Dengan berbagai strategi, peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan mutu siswa dalam penguasaan ilmu pengetahuan dasar, penguasaan bahasa asing dan penanaman sikap serta perilaku yang mencerminkan budi pekerti.
Era global memberikan inspirasi positif dalam masyarakat Indonesia, sebagai bagian dari masyarakat internasional, bahwa masa depan Indonesia sangat memerlukan kemampuan kompetitif di kalangan pelajar untuk bersaing secara sehat dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah telah memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang mengarah pada kreativitas siswa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi melalui berbagai lomba, baik yang berskala nasional maupun internasional. Sejak tahun 2002 telah dimulai kegiatan Olimpiade Sains Nasional (OSN) untuk siswa SMA/MA yang terdiri dari kompetisi di bidang Matematika, Fisika Biologi, Kimia dan Informatika/Komputer. Pada tahun 2003 kegiatan OSN ini dikembangkan sampai ke jenjang SD/MI (Matematika dan IPA) serta SMP/MTs (Matematika, Fisika dan Biologi). Kemudian pada tahun 2004 juga telah dimulai Olimpiade Astronomi Nasional untuk jenjang SMP/MTs dan SMA/MA. Sedangkan untuk kompetisi tingkat internasional Indonesia secara aktif juga selalu mengirimkan para siswanya. Untuk jenjang SD/MI kompetisi yang diikuti adalah International Mathematics and Science Olympiad (IMSO) serta Thailand/India/Philippines Elemantary Mathematics International Contest. Untuk jenjang SMP yaitu International Junior Science Olympiad (IJSO) dan International Astronomy Olympiad (IAO) tingkat junior. Sementara kompetisi jenjang SMA sangat banyak, yaitu International Mathematics Olympiad (IMO), International Physics Olympiad (IPhO), International Biology Olympiad (IBO), International Chemistry Olympiad (IChO), International Olympiad in Informatics (IOI), International Astronomy Olympiad (IAO) tingkat senior, World School Debating Championship, South East Asian Mathematics Olympiad (SEAMO), Asian Pacific Mathematics Olympiad (APMO), Asian Physics Olympiad (APhO) dan Asian Pacific Astronomy Olympiad (APAO).

B. TUJUAN

Tujuan diadakannya Olimpiade Sains Nasional adalah:
1. Menumbuhkembangkan budaya kompetitif yang sehat di kalangan siswa SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA
2. Meningkatkan wawasan pengetahuan, kemampuan, kreativitas dan kerja keras untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Membina dan mengembangkan kesadaran ilmiah untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi masa kini dan yang akan datang
4. Mempererat kesatuan bangsa dalam pengembangan sains, matematika dan teknologi bagi generasi muda masa kini dan yang akan datang
5. Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan siswa dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas

C. HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan pada Olimpiade Sains Nasional adalah:
1. Menciptakan suasana kompetisi yang sehat antarsiswa, antarsekolah dan antarprovinsi di bidang sains, matematika dan teknologi.
2. Memacu peningkatan mutu pendidikan sains, matematika dan teknologi di semua sekolah.
3. Membangkitkan minat keilmuan, khususnya sains, matematika dan teknologi bagi siswa dan warga sekolah.
4. Membangun kesadaran di kalangan siswa dan warga sekolah bahwa belajar sains, matematika dan teknologi dapat menyenangkan dan mengasyikkan.
5. Mempererat persatuan dan kesatuan bangsa di masa kini dan yang akan datang.

Baca Selengkapnya Silahkan Download File Dibawah Ini :
1. File Bentuk PDF
2. File Bentuk DOC

EMPAT LANGKAH PROSES PEMECAHAN MASALAH

EMPAT LANGKAH PROSES PEMECAHAN MASALAH

Yang akan dibahas pada Bab ini di antaranya adalah pengertian masalah serta empat langkah proses pemecahan masalah masalah menurut POLYA.Konsep atau pengertian tersebut beserta empat langkah proses pemecahan masalah akan dijelaskan dengan contoh-contoh langsung, sehingga diharapkan,pengertian atau konsep tersebut akan lebih mudah dipahami para peserta diklat.

A. Pengertian Masalah
Perhatikan contoh soal atau masalah berikut:



Cobalah untuk menyelesaikan tiga soal di atas terlebih dahulu. Apa bedanya dengan soal seperti menentukan hasil dari 6789876X567? Sebagian besar ahli Pendidikan Matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab. Namun tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin (routine procedure) yang sudah diketahui si pelaku, seperti yang dinyatakan Cooney, et al. (1975: 242) berikut: “… for a question to be a problem, it must present a challenge that cannot be resolved by some routine procedure known to the student.” Jadi, jika ada siswa atau guru yang belum mengetahui ‘prosedur rutin’ untuk menyelesaikan dua soal di atas namun ia tertantang untuk menyelesaikannya, maka dua soal tadi terkategori sebagai ‘masalah.’ Karenanya, dapat terjadi bahwa suatu ‘masalah’ bagi seseorang siswa akan menjadi ‘pertanyaan’ bagi siswa lainnya karena ia sudah mengetahui prosedur untuk menyelesaikannya.

B. Empat Langkah Proses Pemecahan Masalah dari Polya
Perhatikan sekali lagi soal atau masalah nomor 1 ini.

Ada empat langkah penting dalam proses pemecahan masalah menurut Polya (1973), yaitu (1) memahami masalahnya, dalam arti menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan; (2) merencanakan cara penyelesaiannya; (3) melaksanakan rencana; dan (4) menafsirkan atau mengecek hasilnya. Berikut ini keempat langkah untuk memecahkan masalah di atas:

1.Memahami masalahnya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya: Nilai sebuah kata ditentukan oleh hasil perkalian bilangan yang diwakili huruf-hurufnya, sehingga FOX = 5 X 3 X 2 = 30. Yang diketahui: TEEN = 52 maka T X E X E X N = 52; dari TILT = 77 maka T X I X L X T = 77, dari TALL = 363 maka T X A X L X L = 363 dan yang akan dicari adalah nilai TATTLE = T X A X T X T X L X E.
2.Merencanakan cara penyelesaian
Untuk menentukan nilai TATTLE, berarti harus menentukan nilai T, A, L, dan E. Menurut Anda, konsep apa yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah ini? Untuk menentukan faktor 52 pada kata TEEN misalnya, Anda dapat menggunakan pohon faktor. Begitu juga untuk kata TILT dan TALL. Berdasar analisis tersebut, langkah ketiga dapat dilaksanakan. Namun yang perlu diingat, perencanaan ini kadangkala tidak membawa ke arah yang diinginkan. Tentunya Anda perlu berpikir ulang jika menemui hal semacam ini.

Baca Selengkapnya Silahkan Download File Dibawah Ini :
1. File Bentuk PDF
2. File Bentuk DOC

Senin, 26 April 2010

STRATEGI UNTUK PEMECAHAN MASALAH OLIMPIADE

STRATEGI UNTUK PEMECAHAN MASALAH OLIMPIADE

1. PENDAHULUAN
Berhadapan dengan masalah tidak rutin dan kemudian mencoba menyelesaikanya merupakan cirri khas bagi makhluk yang berakal. Pemecahan masalah (Problem Solving) merupakan latihan bagi siswa untuk berhadapan dengan sesuatu yang tidak rutin dan kemudian mencoba menyelesaikan. Ini adalah salah satu kompetensi yang harus ditumbuhkan pada diri siswa. Kompetensi seperti ini ditumbuhkan melalui bentuk pemecahan masalah (Problem Solving).
Pembelajaran pemecahan masalah tidak sama dengan pembelajaran soal-soal yang telah diselesaikan (Solved Problems). Pada pemecahan masalah kita memberikan bekal kepada siswa berbagai teknik penyelesaian untuk menyelesaikan masalah. Strategi ataupun taktik untuk menyelesaikan soal dengan cara ini disebut HEURISTICS, karena pada dasarnya pembelajaran harus dapat menemukan sendiri.
Pada bab ini kita membahas berbagai Strategi dari yang sederhana, sampai strategi yang cukup kompleks. Di antaranya adalah menerka dan menguji kembali; membuat daftar yang teratur; mengasumsikan jika sebagian dari soal telah terselesaikan; menghapuskan beberapa kemungkinan; menyelesaikan soal yang setara; menggunakan sometri; memperhatikan hal khusus; menggunakan alasan langsung; menyelesaikan suatu persamaan; lihat pola yang muncul; mengskets suatu gambar; memikirkan soal yang sejenis yang telah diselesaikan; menyelesaikan soal yang lebih sederhana; menyelesaikan soal yang mirip; bekerja mundur dan menggunakan formula atau rumus ([PH]).
Menurut POLYA ada 4 langkah yang perlu dilakukan dalam menyelesaikan soal.

a. Memahami soal yang ada
(i) Apakah kita mengetahui arti semua kata yang digunakan? Kalau tidak, carilah di indeks, kamus, definisi dan lain sebagainya.
(ii) Apakah kita mengetahui yang dicari atau ditanya?
(iii) Apakah kita mampu menyajikan soal dengan menggunakan kata-kata sendiri?
(iv) Apakah soal dapat disajikan dengan cara lain?
(v) Apakah kita dapat menggambar sesuatu yang dapat digunakan sebagai bantuan?
(vi) Apakah informasi cukup untuk dapat menyelesaikan soal?
(vii) Apakah informasi berlebihan?
(viii) Apakah ada yang perlu dicari sebelum mencari jawab dari soal?

b. Menyusun suatu Strategi
(i) Kita akan membahas berbagai strategi yang ada, tetapi jangan ragu-ragu untuk mencoba salah satu dari strategi untuk digunakan menyelesaikan soal yang kita hadapi.
(ii) Pada umumnya, strategi yang berhasil diketemukan setelah beberapa kali mencoba strategi yang gagal. Kegagalan adalah satu langkah kecil untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.

c. Melakukan strategi yang telah dipilih
Langkah ini lebih mudah dibandingkan menyusun strategi. Disini hanya diperlukan kesabaran dan kehati-hatian untuk menjalankan.
d. Melihat kembali pekerjaan yang telah dilakukan. Selanjutnya, karena perlu menyusun strategi baru yang lebih baik atau menuliskan jawaban dengan lebih baik.

1.1 KARAKTERISTIK YANG BAIK BAGI ORANG UNTUK MAMPU MELAKUKAN PROBLEM SOLVING
Di Amerika Serikat, penyelidikan tentang Pemecahan masalah telah dilakukan beberapa puluh tahun yang lalu. Di antaranya penyelidikan dilakukan oleh DONSON (1971) (lihat [SKR]). Menurut mereka kemampuan pemecahan masalah yang harus ditumbuhkan adalah :

a. Kemampuan mengerti konsep dan istilah Matematika.
b. Kemampuan untuk mencatat kesamaan, perbedaan dan analogi.
c. Kemampuan untuk mengidentifikasi elemen terpenting dan memilih prosedur yang benar.
d. Kemampuan untuk mengetahui hal yang tidak berkaitan.
e. Kemampuan untuk menaksir dan menganalisa.
f. Kemampuan untuk memvisualisasi dan menginterpretasi kuantitas atau ruang
g. Kemampuan untuk memperumum berdasarkan beberapa contoh.
h. Kemampuan untuk berganti metode yang telah diketahui
i. Mempunyai kepercayaan diri yang cukup dan merasa senang terhadap materinya.
Selain kemampuan di atas, siswa mempunyai keadaan yang tentu untuk masa yang akan datang sehingga dengan percaya diri dapat mengembangkan kemampuan tersebut.

SARAN UNTUK PENGAJAR
Menurut mereka, untuk mengembangkan kemampuan di atas, guru memberikan hal berikut.
a. Ajari murid dengan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk berbagai soal.
b. Berikan waktu yang cukup untuk murid mencoba hal yang ada.
c. Ajaklah murid untuk menyelesaiakan dengan cara lain
d. Setelah jawaban diperoleh, ajaklah murid untuk melihat kembali, melihat kemungkinan lain, mengatakan dengan bahasa sendiri, kemudian ajaklah untuk mencari penyelesaian dengan cara yang lebih baik.
e. Jika kita berhadapan dengan meteri sulit, tidak berarti kita harus menghindar, tetapi gunakan cukup waktu untuk mengulang dan mengerjakan soal yang lebih banyak. Mulailah dengan mengerjakan soal serupa dan kemudian soal yang lebih menantang.
f. Fleksibilitas di dalam pemecahan masalah (Problem Solving) merupakan perilaku belajar yang baik.

Baca Selengkapnya Silahkan Download File Dibawah Ini :
1. File Bentuk PDF
2. File Bentuk DOC

SEKILAS TENTANG OLIMPIADE MATEMATIKA

SEKILAS TENTANG OLIMPIADE MATEMATIKA


  1. Sesuai dengan nama yang telah dipakai pada kegiatan olahraga,Olimpiade Matematika Internasional (International Mathematical Olympiad(IMO) ) merupakan kompetisi Matematika untuk SMA yang diikuti lebih dari 80 negara. Pertama kali IMO diadakan pada tahun 1959 di Rumania sebagai kegiatan regional Negara-negara Eropa Timur . Delegasi IMO dari suatu Negara terdiri atas 6 murid dengan pimpinan maksimal terdiri dari 2 orang. Indonesia mulai tahun 1988 menjadi pengamat di IMO dan setahun kemudian mulai mengirim peserta.
    Kompetisi dilakukan dalam 2 hari. Setiap harinya ,peserta harus menyelesaikan 3 soal dalam waktu 4 setengah jam. Nilai maksimum dari setiap soal adalah 7 dan tidak terdapat nilai pecahan.
  2. Kurang lebih empat bulan sebelum kompetisi berjalan, setiap Negara yang diundang diminta untuk mengirimkan 6 soal. Soal-soal yang terkumpul akan dikaji kembali oleh delegasi Negara tuan rumah untuk menghasilkan kurang lebih 30 soal. Kemudian pemilihan menjadi 6 soal yang diberikan kepada kompetisi dilakukan oleh Juri Internasional. Juri ini terdiri dari pimpinan dari setiap Negara bersama dengan 4 juri eksklutif yang berasal dari negara tuan rumah. Di tempat yang dirahasiakan, juri melakukan pertemuan beberapa hari sebelum kompetisi berjalan.
    Bahasa resmi Olimpiade Matematika ini adalah bahasa Inggris,Prancis,Jerman dan Rusia. Tetapi akhir-akhir ini mereka lebih menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi.
  3. Pada hari kedatangan, pimpinan delegasi menerima daftar soal yang telah terpilih. Setelah mengkaji, mereka mendiskusikan untuk memilih soal yang akan dipakai. Pada saat ini perlu kejujuran dari juri untuk memberitahukan soal-soal yang dianggap terlalu mudah atau terlalu sulit juga dihapuskan. Setelah terpilih enam soal, maka mereka mencoba untuk menyajikan soal dengan cara dan bahasa inggris yang lebih baik. Pimpinan dari suatu negara yang memandang bahwa tim perlu memahami soal dengan bahasanya sendiri diberi kesempatan untuk menulis soal dalam bahasanya sendiri.
  4. Biasanya, peserta kompetisi akan dating beberapa hari setelah pimpinan tetapi mempunyai waktu cukup untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi kompetisi Selain diuji matematikanya, mereka juga diuji kekuatan fisiknya sebab mereka harus mencoba menyelesaikan soal dalam waktu 4 setengah jam tanpa berhenti. Setelah dua hari kompetisi , waktunya peserta untuk menikmati kegiatan lain, misalnya mengenal seni budaya dari Negara tuan rumah. Sedangkan pimpinan, atau juri internasional melakukan penilaian terhadap hasil dari pekerjaan peserta. Karena perbedaan bahasa, pada saat permulaan pimpinan tim melakukan penilaian terhadap pekerjaan anggotanya tanpa harus memberi tanda atau tulisan lain pada kertas jawaban. Selanjutnya, mereka memperlihatkan jawaban kepada para penilai yang telah ditunjuk oleh tuan rumah, kalau perlu dengan terjemahan dari pekerjaan tersebut. Penilaian akhir harus disetujui oleh pimpinan tim Negara peserta dan penilai. Jika ada perbedaan pendapat, maka mereka dapat mengajukan keberatan pada ketua penilai atau juri Internasional.
  5. IMO merupakan kompetisi individu. Hasil yang diumumkan merupakan pencapaian masing-masing peserta. Untuk beberapa Negara, seringkali nilai para anggota tim dijumlahkan dan kemudian diurutkan dari semua peserta tetapi ini merupakan hasil tak resmi.
  6. Medali diperoleh oleh kurang lebih setengah peserta yang merupakan hasil terbaik. Perbandingan antara medali emas, perak dan perunggu adalah 1 : 2 : 3 dengan catatan tak lebih dari seperduabelas jumlah peserta memperoleh medali emas atau perak dan tak lebih dari setengah jumlah peserta memperoleh medali. Tetapi untuk lebih memberikan tantangan kepada semua peserta, maka siswa yang mampu menyelesaikan sedikitnya satu soal diberikan sertifikasi Honourable Mention.
    Untuk mempersiapkan siswa SMA mengikuti IMO, setiap Negara mempunyai cara berbeda untuk melakukan persiapan. Di Indonesia, setelah pada bulan agustus dilakukan Olimpiade Matematika Nasional maka terpilih lebih dari 25 siswa SMA dari berbagai daerah mengikuti latihan tahap pertama, Pada akhir pelatihan dilakukan lagi seleksi untuk memilih kurang lebih 15 siswa untuk mengikuti latihan tahap kedua. Pada bulan Maret pelatihan kedua dilakukan untuk memilih 6 siswa terbaik pada tahun tersebut. Selanjutnya dalam menghadapi kompetisi, pelatihan dilakukan melalui surat menyurat dan pada bulan Juli IMO dilaksanakan.Pada tahun 2003, IMO dilaksanakan di Jepang dengan hasil dua siswa memperoleh perunggu. Hasil lengkap perolehan tim Indonesia adalah :

  7. Pada tahun 2004, IMO akan diadakan di Yunani. Di tahun-tahun mendatang diharapkan ada siswa Indonesia yang akan memperoleh emas. Penulis percaya bahwa hasil ini dapat diperoleh dengan dengan bantuan guru yang mendampingi murid di sekolah untuk waktu yang cukup lama.
  8. Keterangan di atas dan keterangan yang lain tentang IMO dapat dilihat di www.imo.org Soal-soal lainya dan jawaban ada dihalaman tersebut.
    Target jangka pendek saat ini adalah semakin bermutunya Olimpiade Matematika Nasional. Di bagian akhir dari buku ini disertakan soal Olimpiade Matematika Nasional 2003 dan Olimpiade Matematika Internasional di Jepang untuk memberikan suasana aslinya,soal diberikan dalam bentuk seadanya.

  9. Baca Selengkapnya Silahkan Download File Dibawah Ini :
    1. File Bentuk PDF
    2. File Bentuk DOC